Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa dana utang untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan segera cair. Pembukaan utang ini menjadi perlu karena nilai proyek meningkat, dan pihak Indonesia bersama China telah menandatangani perjanjian pinjaman, meski nominalnya belum diungkap.
“Angkanya (nominal pinjaman) saya lupa berapa, tapi sudah tanda tangan. Sudah mau cair,” ungkap Kartika di gedung Waskita Rajawali Tower, Jakarta pada Senin (8/1).
Pada awalnya, melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 tahun 2023, pemerintah memberikan jaminan atas utang untuk menutupi pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Tidak hanya itu, Tiko (panggilan akrab Kartika) menegaskan bahwa utang tersebut tidak akan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebaliknya, pihak PT KAI (Persero) sebagai pemegang saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan memberikan tambahan modal dan melakukan pinjaman kepada China Development Bank (CDB).
Konsorsium Indonesia dan China telah menyepakati total pembengkakan biaya proyek mencapai USD 1,2 miliar atau sekitar Rp18,2 triliun. Dari jumlah tersebut, USD 560 juta atau sekitar Rp8,34 triliun merupakan utang dari CDB kepada konsorsium Indonesia. Sementara itu, sisanya sebesar USD 640 juta akan ditanggung oleh konsorsium China, yang juga meminta jaminan APBN Indonesia untuk utang tersebut.
Tidak hanya itu, PT KAI telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3,2 triliun untuk penambahan modal di KCIC, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung kelancaran proyek ini. Dengan pembukaan dana utang ini, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dapat terus berlanjut, memberikan dampak positif pada sektor transportasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Demikian informasi seputar upaya pemerintah untuk terus melanjutkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Touristcompany.Org.