Harga minyak dunia turun ke level terendah dalam dua minggu terakhir pada Rabu (22/2), mencapai penurunan sebesar US$2 per barel. Penurunan harga minyak tersebut memicu kekhawatiran investor bahwa kebijakan moneter bank sentral akan semakin agresif, dan dapat menekan pertumbuhan ekonomi serta permintaan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka Brent menetap di US$80,60 per barel, sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun menjadi US$74,05 per barel. Para analis menyoroti bahwa data ekonomi yang lebih baik di Amerika Serikat dapat meningkatkan permintaan minyak, tetapi kekhawatiran tentang inflasi dan kebijakan moneter bank sentral AS menahan harga minyak untuk naik lebih tinggi.
Indeks dolar AS menguat untuk sesi kedua berturut-turut, membuat minyak berdenominasi greenback menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Persediaan minyak AS terus meningkat setiap minggu sejak pertengahan Desember 2022, dan jajak pendapat yang dilakukan Reuters memperkirakan bahwa persediaan minyak naik sebesar 2,1 juta barel.
Harga Minyak AS Terus Turun, Kekhawatiran Persediaan yang Terus Meningkat
Saat ini, kilang-kilang utama di AS sedang dalam musim pemeliharaan, sehingga permintaan minyak mentah secara musiman cenderung lebih rendah. Perusahaan riset energi IIR memperkirakan bahwa sekitar 1,44 juta barel per hari kapasitas penyulingan AS diperkirakan akan offline pada pekan yang berakhir pada 3 Maret.
Badai salju besar-besaran di Dataran Utara AS dan Upper Midwest juga memukul permintaan bahan bakar. Lebih dari 3.500 penerbangan ditunda atau dibatalkan di seluruh negeri hingga saat ini, menurut FlightAware.com. Harga bensin berjangka AS turun hampir 4% ke level terendah dalam dua minggu.
Penurunan harga minyak dunia mengindikasikan bahwa kondisi perekonomian global yang masih dalam tahap pemulihan yang rapuh, yang membutuhkan tindakan hati-hati dalam kebijakan moneter bank sentral. Kondisi cuaca yang tidak menentu dan kondisi ekonomi yang tidak stabil dapat mempengaruhi harga dari minyak dan permintaan bahan bakar di masa depan. Sebagai konsumen bahan bakar, penting bagi kita untuk tetap waspada dan memantau pergerakan harga minyak dunia.