Perlambatan ekonomi global rupa-rupanya berpengaruh pada saham Apple Inc (AAPL.O) yang menyusut tajam pada Selasa (3/1), setelah penurunan tajam tahun 2022 lalu. Saham Apple turun US$1 triliun lebih atau Rp15.624 triliun lebih (Kurs Rp15.624 per dolar AS) ke bawah US$2 triliun untuk pertama kalinya sejak Maret 2021. Melansir Reuters, aksi jual saham terjadi setelah produsen iPhone tersebut menjadi perusahaan pertama yang mencapai tonggak kapitalisasi pasar US$3 triliun.

Saham Apple Inc turun 3,7 persen ke level US$125,07 setelah Analis Exane BNP Paribas Jerome Ramel menurunkan peringkat perusahaan dari ‘unggul’ menjadi ‘netral’  dan memangkas target harganya dari dari US$180 menjadi US$140. Ramel juga memangkas target pengiriman iPhone di 2023 dari 245 juta unit menjadi 224 juta unit.

Penurunan harga saham Apple membuat kapitalisasi pasarnya mencapai US$1,99 triliun. Dengan harga saham saat ini, nilai perusahaan hanya di atas Microsoft Corp (MSFT.O), senilai sekitar US$1,8 triliun.

Produksi Apple Inc Bakal Dikurangi untuk Persiapan Melambatnya Ekonomi Global

Investor juga khawatir bahwa ekonomi global yang melambat dan kenaikan inflasi dapat mengganggu permintaan perangkat Apple Inc. Perusahaan bahkan disebut telah memberi tahu pemasok untuk memproduksi lebih sedikit suku cadang untuk ear bud, jam tangan, dan laptopnya.

Dengan kekhawatiran investor tentang permintaan konsumen, analis rata-rata memprediksi Apple melaporkan penurunan pendapatan 1 persen pada kuartal Desember 2022. Itu akan menandai penurunan pendapatan kuartalan pertama Apple sejak kuartal Maret 2019.

“Mereka (Apple Inc) cenderung condong ke pelanggan perangkat konsumen kelas atas tetapi bahkan demografis itu mungkin terpengaruh oleh tingginya harga semuanya,” kata Kim Forrest dari Bokeh Capital Partners.

Related Post