Investasi dalam sektor energi terbarukan di Asia Tenggara dianggap sebagai langkah krusial untuk mengurangi emisi CO2 dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Menurut Presiden WÄRTSILÄ ENERGY & Wakil Presiden Eksekutif WÄRTSILÄ, Anders Lindberg diperlukan kapasitas energi terbarukan sebesar 1.100 GW dalam 30 tahun mendatang di seluruh kawasan Asia Tenggara.

“Jalan menuju net zero merupakan sebuah pendakian yang menanjak, yang membutuhkan penggunaan kapasitas energi terbarukan sebesar 1.100 GW di seluruh Asia Tenggara dalam 30 tahun mendatang,” ujarnya.

Lindberg menekankan bahwa menambah kapasitas energi terbarukan perlu diiringi dengan peningkatan fleksibilitas, terutama mengingat tantangan produksi energi terbarukan yang bersifat intermitten dan bervariasi.

“Energi terbarukan memiliki tantangan tersendiri karena produksi energinya bersifat intermitten dan sangat bervariasi. Oleh karena itu, energi tersebut perlu diimbangi dengan kapasitas yang fleksibel seperti mesin penyeimbang jaringan dan penyimpanan energi untuk memastikan daya yang stabil dan andal,” tambahnya.

Wärtsilä, pada tahun sebelumnya, telah menciptakan model sistem ketenagalistrikan net zero di Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik yang fleksibel dapat mendukung integrasi lebih banyak energi terbarukan.

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik yang fleksibel dapat mendukung integrasi lebih banyak energi terbarukan. Dan ketika mempertimbangkan kemungkinan pajak karbon di masa depan, bauran energi yang hemat biaya dapat menurunkan tingkat biaya listrik sebesar lebih dari 20%,” ungkap Lindberg.

Ia menegaskan keyakinan Wärtsilä bahwa net zero emission dapat tercapai secara ekonomis. Lindberg menyatakan, “Di Wärtsilä kami percaya bahwa net zero dapat terlaksana secara ekonomi, bahwa semua teknologi yang kita perlukan untuk mencapai net zero sudah ada, dan fleksibilitas adalah kunci untuk mewujudkan tujuan iklim kami yang berani.”

Demikian informasi seputar pengembangan energi terbarukan di ASEAN. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Touristcompany.org.

Related Post