Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menyampaikan bahwa potensi pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia masih sangat besar. Hal ini diungkapkan Nicke dalam keterangan resminya pada acara National Petrochemical Conference (NPC) 2024 yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (14/05) kemarin.
Nicke menyoroti bahwa potensi pengembangan gas to petrochemical merupakan salah satu upaya strategis dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission di Indonesia. “Saat ini, potensi gas to petrochemical dapat dikembangkan sebagai salah satu upaya dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission,” jelas Nicke.
Framework Roadmap Bisnis Petrokimia
Nicke menambahkan, perlunya kerangka peta jalan (framework roadmap) untuk pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia. Framework ini harus mencakup berbagai aspek penting, seperti transportasi, distribusi, infrastruktur, dan insentif fiskal. “Kerangka roadmap ini penting untuk memastikan bahwa seluruh aspek terkait dapat berjalan sinergis dan mendukung perkembangan industri petrokimia,” kata Nicke.
NPC 2024: Kolaborasi dan Solusi
NPC 2024 diselenggarakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional dan PT Tuban Petrochemical Industries, anak usaha PT Pertamina (Persero), bertujuan menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan industri petrokimia nasional.
Acara ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama, komunikasi, dan jaringan, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mengatasi tantangan dan kendala yang dihadapi industri petrokimia nasional.
Opsi Pengembangan Bisnis Petrokimia
Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman memaparkan tiga opsi pengembangan bisnis petrokimia yang dapat dilakukan bersama KPI, yaitu skema joint venture, strategic agreement, dan merger & acquisition. KPI menargetkan produksi petrokimia sebesar 7,5 juta ton per tahun pada 2030, meningkat signifikan dari produksi saat ini yang sebesar 1,9 juta ton per tahun.
1. Pembiayaan Infrastruktur
Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries, Sukriyanto, membahas tentang pembiayaan infrastruktur industri petrokimia nasional melalui metode public private partnership.
“Melalui metode ini, pemerintah dan swasta dapat berbagi manfaat dan biaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur petrokimia di satu kawasan terpadu, sehingga efisiensi dalam pembiayaan dan penggunaan infrastruktur dapat tercapai,” ujarnya.
2. Dukungan Pemerintah
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa peluang investasi baru untuk pengembangan petrokimia masih terbuka lebar. Ia berharap Pertamina dapat terus memberikan perhatian khusus untuk pertumbuhan produksi petrokimia, termasuk Naphtha untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Saya juga mengharapkan Pertamina mampu memasok bahan baku petrokimia baik dari sisi hulu, intermediate, dan hilir,” ungkap Agus.
3. Tantangan dan Peluang
NPC 2024 mengusung tema “Membangun Ketahanan Industri Petrokimia Nasional di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Regional dan Global.” Tema ini sangat relevan mengingat tantangan yang dihadapi oleh pelaku industri petrokimia nasional saat ini, seperti ketidakstabilan harga bahan baku dan produk petrokimia akibat kondisi geopolitik global yang kurang baik.
Situasi ini membawa risiko penurunan pendapatan, kenaikan biaya produksi dan operasi, serta tergerusnya laba yang berpotensi menciptakan kerugian bersih pada perusahaan. Namun, dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, industri petrokimia Indonesia diharapkan dapat mengatasi tantangan tersebut dan terus berkembang.
Dalam konteks ini, kolaborasi antara pemerintah dan swasta, inovasi dalam pengembangan teknologi, serta penyiapan kerangka regulasi yang mendukung, menjadi kunci sukses dalam mengembangkan bisnis petrokimia di Indonesia. Dengan potensi besar yang dimiliki, industri petrokimia dapat menjadi salah satu pilar penting dalam mencapai ketahanan energi dan ekonomi nasional.
Demikian informasi seputar perkembangan bisnis petrokimia di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Touristcompany.Org.