Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memaparkan bahwa pelaku bursa menutup tahun 2022 dengan ketahanan yang cukup kuat di tengah tantangan yang tak mudah. Hal tersebut menjadi bekal yang bagus untuk menghadapi tahun 2023.
Sri Mulyani mengatakan, PR Komite Stabilitas dan Sektor Keuangan (KSSK) tahun 2023 adalah melaksanakan integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas pada yang ditopang oleh implementasi undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK).
“Ini ujian yang berat menghadapi tahun 2023 yang disebutkan, menjadi tahun ujian bagaimana mengendalikan inflasi global, cegah resesi terjadi dan terus meningkatkan pemulihan ekonomi pasca pandemi,” ujar Sri dalam seremoni pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2023 di Gedung BEI pada Senin, 2 Januari.
Menkeu Sri Mulyani Prioritaskan Stabilitas Ekonomi Nasional
Menkeu menekankan, KSSK akan terus bekerja menjaga stabilitas ekonomi nasional khusus terutama sektor keuangan. Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjalankan fondasi keuangan secara kredibel, akuntabel dan dipercaya.
“Ini adalah suatu tugas yang tidak mudah, namun harus dilakukan. Ini juga tugas untuk menggapai potensi pasar modal yang begitu sangat besar di Indonesia,” kata Sri Mulyani.
Bendahara negara menganggap kehadiran UU PPSK membuka akses jasa keuangan yang diperluas, meningkatkan sumber pembiayaan jangka panjang terutama pembangunan infrastruktur, dan menaikkan daya saing efisiensi bursa dan sektor keuangan. Selain itu, keberadaan undang-undang ini untuk meningkatkan instrumen dan regulasi dalam mitigasi risiko, serta perlindungan konsumen.
“Penerapan prinsip aktivitas, risiko dan regulasi yang setara menjadi sangat penting. Kita siap bekerja keras untuk mengawali tahun 2023 dengan sama, menjadi tahun yang resiliensi, optimis, waspada namun kita insya allah mencoba terus mencapai yang terbaik,” lanjutnya.
Sri Mulyani berharap bahwa kehadiran Presiden Jokowi dalam seremoni BEI tidak saja memberikan motivasi dari seluruh pelaku pasar, SRO, dan OJK, namun juga di membangun integritas dan kepercayaan investor, terutama investor pemula dan yang muda selaku pelaku pasar modal dalam negeri.