Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengungkapkan adanya platform baru asal China yang memfasilitasi pembelian barang impor China, berpotensi mengancam pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM, Temmy Setya Permana menyatakan bahwa aplikasi ini memungkinkan konsumen Indonesia untuk membeli barang dari luar negeri melalui sistem titip beli.

“Ada aplikasi yang memungkinkan titip beli dari marketplace luar negeri yang tidak tersedia di Indonesia. Mereka membeli barang atas nama konsumen dan mengirimnya ke Indonesia dengan biaya pengiriman yang sangat murah,” ungkap Temmy dalam konferensi pers di Kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Kamis (3/10).

Ia menambahkan, platform China ini banyak digunakan untuk membeli barang-barang hobi seperti kaos band yang tidak diproduksi di dalam negeri. Platform tersebut semakin marak setelah pemerintah menutup layanan belanja lintas negara atau cross border melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023.

Dengan adanya larangan cross border, konsumen beralih menggunakan layanan titip beli ini, di mana pengguna hanya perlu mengirim tautan produk, membayar biaya, dan barang akan dikirim dari luar negeri, biasanya dari Singapura dan barang impor China.

Meski penggunaannya belum masif, Kemenkop UKM tetap waspada. Temmy menyatakan bahwa saat ini barang yang dibeli kebanyakan adalah produk hobi yang tidak diproduksi lokal, namun kekhawatiran muncul terhadap potensi masuknya barang impor China melalui platform ini, yang dapat berdampak pada pasar UMKM di Indonesia.

“Kami melihat ini belum terlalu berdampak pada UMKM, karena kebanyakan barang yang dibeli adalah produk hobi. Namun, kami tetap waspada terhadap kemungkinan masuknya produk-produk yang lebih luas melalui platform seperti Temu,” tegas Temmy.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah terus memantau perkembangan platform ini untuk melindungi UMKM dari persaingan tidak sehat.

Demikian informasi seputar barang impor China. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Touristcompany.Org.

Related Post