PT PLN masih sangat tergantung dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Ketergantungan ini dikarenakan PLTU menjadi salah satu penghasil listrik yang bisa dibilang harganya lebih murah dan efisien.
Menurut Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Amir Rosidin mengatakan, harga listrik dari PLTU merupakan yang paling murah di antara pembangkit jenis lain seperti PLTA, PLTP, PLTD, PLTS dan PLTG . Saat ini kisaran penetapan harga listrik dari PLTU di angka USD 4 sen sampai USD 5 sen per kilowatt hour (kWh) dan ini bisa dibilang sangat murah.
Oleh karena itu saat ini PLN memang sedang konsen dengan berbagai pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang coba dikerjakan untuk mampu menjadi salah satu pasokan listrik murah dan pastinya lebih efisien.
“PLTU memang sekarang jadi pilihan utama, itu yang paling murah,” jelas Direktur Bisnis Regiobal Jawa PLN.
Secara nalar dan faktanya jika harga listrik murah maka beban listrik juga murah. Secara positif maka masyarakat bisa lebih murah dalam pembayaran konsumsi listrik apalagi untuk kalangan industri agar mampu lebih berkembang.
Apalagi diketahui PLTU bisa sangat diandalkan untuk pasokan listrik di daerah-daerah yang sampai saat ini masih mengalami defisit listrik. Terlebih beberapa daerah pusat seperti kawasan industri dan pariwisata seperti Bali yang membutuhkan pasokan listrik besar bisa memanfaatkan PLTU sebagai salah satu pasokan listrik agar tidak terjadi krisis listrik.
Apalagi saat ini teknologi PLTU sudah menggunakan sistem canggih dalam operasionalnya, Teknologi ultra super critical (USC) memiliki tekanan dan temperatur uap lebih besar 26 Mpa dan 700 Celcius, sehingga efisiensinya mendekati 50 persen. Di Pulau Jawa, ada beberapa PLTU yang memakai USC seperti PLTU Jawa 7, PLTU Jawa 9, PLTTU Jawa 10, PLTU Cirebon 2 dan PLTU Cilacap.
Bahkan data yang sudah keluar merujuk Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2018 – 2027 pembangunana pembangkit listrik masih kebanyakan didominasi oleh pembangunan dan pengembangan PLTU.