Perbandingan mobil hybrid dan mobil listrik kembali mencuat setelah berbagai APM memamerkan rangkaian kendaraan elektrifikasi di ajang GJAW 2025. Antusiasme publik terhadap teknologi elektrifikasi cukup tinggi, namun sejumlah pelaku industri melihat bahwa mobil hybrid masih memiliki peluang besar di Indonesia.

Perbedaan karakter penggunaan, kesiapan infrastruktur, hingga perilaku konsumen menjadi faktor utama dalam menilai keunggulan masing-masing teknologi ini.

CEO GAC Aion Indonesia, Andri Chiu menegaskan bahwa mobil hybrid sangat sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini. Ia menjelaskan bahwa konsumen Indonesia masih mengalami distance anxiety atau rasa khawatir kehabisan baterai saat perjalanan jauh.

Kondisi itu membuat sebagian konsumen merasa belum sepenuhnya siap beralih ke mobil listrik murni. Sementara itu, mobil hybrid seperti PHEV dan EREV dinilai mampu memberikan fleksibilitas lebih tinggi karena dapat menggabungkan tenaga listrik dan mesin pembakaran internal.

Perbandingan Mobil Hybrid dan Mobil Listrik di Pasar Indonesia

Perbandingan mobil hybrid dan mobil listrik juga dipengaruhi oleh kesiapan jaringan pengisian daya. Meski pertumbuhan kendaraan listrik terus meningkat, jaringan charging station belum merata di seluruh wilayah Indonesia.

Hal itu menjadi kendala bagi pengguna mobil listrik murni yang membutuhkan akses pengisian daya cepat dan mudah. Mobil hybrid dianggap menjadi solusi transisi yang efektif sebelum infrastruktur pengisian daya benar benar matang.

Dalam konteks ekosistem otomotif nasional, GAC Aion berencana menghadirkan dua model PHEV dan EREV pada 2026. Kehadiran kendaraan ini diharapkan dapat mendorong diversifikasi pilihan bagi masyarakat dalam fase transisi energi.

Data pasar menunjukkan bahwa di Tiongkok, penjualan mobil listrik murni dan hybrid sudah melewati 30 persen masing masing, sementara di Indonesia pangsa pasar kendaraan listrik baru mencapai 15 persen dan diperkirakan naik menjadi 18 persen pada 2026.

Perbandingan mobil hybrid dan mobil listrik juga menjadi acuan bagi APM dalam menyusun strategi produk selama masa transisi energi. Dengan wilayah Indonesia yang luas dan infrastruktur yang terus berkembang, populasi mobil hybrid diproyeksikan dapat melampaui mobil listrik dalam jangka pendek.

Perbandingan mobil hybrid dan mobil listrik menunjukkan bahwa mobil hybrid lebih sesuai dengan kebutuhan Indonesia saat ini. Infrastruktur pengisian daya yang belum merata dan kondisi geografis yang luas menjadikan mobil hybrid pilihan efektif dalam masa transisi menuju elektrifikasi penuh.

Demikian informasi seputar perbandingan mobil hybrid dan mobil Listrik di pasar Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Touristcompany.Org.

Related Post