Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Jumat (13/2), setelah sempat merosot selama tiga pekan berturut-turut. Kenaikan harga minyak tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan bahan bakar global, yang memberikan harapan akan pemulihan pasar energi.

Mengutip laporan dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent tercatat naik 19 sen menjadi US$75,25 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI), minyak mentah acuan AS, mengalami kenaikan sebesar 12 sen menjadi US$71,41 per barel.

Dalam sepekan ini, harga minyak Brent tercatat naik sebesar 0,7%, sementara WTI mencatatkan kenaikan 0,5%.

Peningkatan permintaan bahan bakar menjadi faktor utama yang mengangkat harga minyak. Permintaan minyak global tercatat melonjak hingga 103,4 juta barel per hari, dengan kenaikan tahunan (year on year) mencapai 1,4 juta barel per hari.

Permintaan yang meningkat terutama terlihat pada bahan bakar mobilitas dan pemanas, yang mulai menunjukkan peningkatan di minggu kedua Februari 2025.

“Awalnya permintaan terlihat lesu, namun permintaan untuk bahan bakar mobilitas dan pemanas mulai meningkat, menandakan adanya kesenjangan antara permintaan aktual dan proyeksi yang akan segera menyempit,” ujar analis dari JPMorgan soal harga minyak mentah.

Selain itu, lonjakan harga gas di Eropa turut mempengaruhi pasar, karena peralihan dari gas ke minyak diperkirakan dapat meningkatkan permintaan minyak.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik juga mempengaruhi pergerakan harga minyak. Presiden AS, Donald Trump memerintahkan pejabat perdagangan dan ekonomi untuk mengevaluasi tarif timbal balik terhadap negara-negara yang mengenakan tarif pada barang-barang AS.

Hal itu menambah ketidakpastian pasar energi. Namun, ada juga harapan bahwa kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina dapat mengurangi ketegangan dan meningkatkan pasokan energi global.

Demikian informasi seputar tren harga minyak mentah. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Touristcompany.Org.

Related Post