Harga porang di Wonogiri terus menanjak dalam beberapa bulan terakhir, memberikan keuntungan besar bagi petani di Kecamatan Karangtengah, sentra porang terkemuka di wilayah ini. Sejak April 2024, harga porang telah melonjak drastis dari Rp5.000 per kilogram menjadi Rp8.000 per kilogram pada bulan Mei. Kini, harga porang bahkan mencapai kisaran Rp8.000 hingga Rp11.600 per kilogram pada bulan Juni.
Salah satu petani porang terkemuka di Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Supriyanto mengungkapkan bahwa tren kenaikan harga porang ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada bulan Agustus, saat rendemen porang mencapai tingkat terbaik dan stok di pasaran mulai menipis.
Menurut Supriyanto, salah satu faktor utama di balik lonjakan harga ini adalah berkurangnya jumlah petani yang menanam porang akibat trauma dari musim rendah dua tahun lalu. “Pada musim 2022-2023, harga porang mencapai titik terendah di Rp4.500 per kilogram karena pertumbuhan tidak optimal selama musim penghujan pendek,” ujarnya.
Supriyanto sendiri berhasil menghasilkan hingga 10 ton porang dari lahan seluas 1,5 hektare pada musim ini, dengan rencana panen tambahan di tahun mendatang. Meskipun hanya sekitar sepuluh petani besar yang tetap konsisten di Karangtengah, wilayah ini tetap menjadi pusat produksi porang terbesar di Wonogiri.
Hasil panen porang dari Karangtengah pada musim ini mencapai antara 150 hingga 200 ton, yang selanjutnya dijual ke pabrik di Madiun, Jawa Timur. Supriyanto menekankan pentingnya kesabaran dan konsistensi dalam bertani porang, karena permintaan terus stabil meskipun harga porang meningkat.
Dengan kondisi pasar yang menguntungkan, para petani porang di Wonogiri dapat menikmati hasil panen yang melimpah, mendukung ekonomi lokal sambil menyesuaikan diri dengan fluktuasi harga yang dinamis.
Demikian informasi seputar kenaikan harga porang. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Touristcompany.Org.